Monday 18 March 2024

Ko Ngian Tradisional Bangka

 

Tanggal 1 penanggalan Imlek menandai mulainya musim semi di Tiongkok. Musim semi mengumandangkan kesegaran dan harapan akan kebahagiaan dan kemakmuran di antara umat manusia. Pada saat Imlek [Ko Ngian dalam bahasa Bangka] merupakan momen untuk menguat persaudaraan dan pertalian keluarga. Makan malam bersama saat sam sip am pu [ tanggal 30 Imlek malam – malam tahun baru Ko Ngian],  saling mengunjungi antar kerabat dan teman merupakan kegiatan yang berlangsung dari hari pertama hingga hari ketiga Ko Ngian. Kegiatan bersama saat Ko Ngian mengingatkan tentang pentingnya keluarga. Hari-hari menjelang Ko Ngian merupakan waktu-waktu yang sibuk. Namun kegiatan mempersiapkan Ko Ngian oleh orang Tionghoa Bangka dilakukan secara beguyur [bertahap], sehingga tidak menimbulkan keadaan lim si lim kit alias kalang kabut [dalam bahasa Khek Bangka] pada waktu hari H.

Keperluan berbelanja pakaian, sandal, sepatu baru. Untuk sandal dan sepatu, baru dapat membeli kembali setelah 1 bulan dari Ko Ngian. Soalnya dipercaya akan membawa ketidakberuntungan. Secara sederhana, zaman dahulu pembelian pakaian hanya sekali dalam setahun. Selain itu perlu belanja perlengkapan sembahyang seperti hio, lilin, kimci, baju dan sandal sembahyang, buah, kue, ayam, dan daging babi. Demikian pula menyediakan kue, makanan ringan seperti empek-empek, bakmi, dan minuman untuk para tamu yang datang. Untuk makanan ringan ini, merupakan tradisi baru yang berjalan selama Ko Ngian. Sebelumnya hanya kue. Namun ini memberikan suatu pengalaman menarik. Dimana walau hanya kue, tapi kita menjadi sempat untuk berbincang dengan  seru. Tanpa disibukkan menyiapkan dan membersihkan aneka makanan ringan. Sebetulnya ini sungguh merepotkan. Sedangkan jika dibayangkan kemampuan orang untuk memakan makanan ringan, paling hanya di 3 rumah saja. Selebihnya sudah kurang mampu lagi.  Mempersiapkan sembahyang leluhur. Membersihkan rumah meliputi mencuci lantai, perabotan, menjemur kasur tidur, merenovasi rumah meliputi mengecat rumah, memperbaiki bagian rumah yang rusak. Serta mencuci  bersih kendaraan. Sebetulnya kegiatan membersihkan ini memberikan efek kesehatan mental. Rasa tenang dan nyaman muncul setelah keadaan kembali rapi dan bersih.

3 hari sejak hari pertama Ko Ngian, tidak diperbolehkan untuk menyapu rumah. Karena rezeki yang datang akan ikut tersapu.  Namun saat ini sudah lebih longgar dengan tetap menyapu, namun kotorannya diletakkan di salah satu sudut di dalam rumah atau dengan mengepel.  Pada hari ke 3 , sampah dari seputaran rumah diambil sedikit, dimasukkan ke dalam karung. Dengan ditambah hio 3 batang,  2 lilin, sedikit kertas kimci dan sapu lidi bekas [ sapu lidi yang telah dipakai 1 tahun yang telah lalu]. Dibuang di area pertigaan jalan [ sam kok lu]. Ini cukup sulit dilakukan pada zaman sekarang. Karena akan menggangu kebersihan lingkungan. Sehingga cukup diletakkan di tempat sampah.

Ko Ngian erat kaitannya dengan kebersihan. Tak hanya fisik tapi berhubungan pula dengan kebersihan batin. Hutang-piutang perlu diselesaikan pada waktu menjelang Ko Ngian. Dengan memiliki hutang, seseorang menjadi tidak tenang sehingga menjadi tidak bahagia.  Adanya harapan bahwa dalam tahun yang baru membawa kedamaian dan kebahagiaan.

Kebersihan fisik yang menjadi perhatian seperti kuku tangan dan kaki, memotong rambut, dan mencuci rambut, Untuk rambut sebelum Ko Ngian telah dipotong. Memerlukan waktu 1 bulan kemudian baru boleh dipotong lagi. Ini salah satu pantangan dalam potong rambut. Zaman dahulu, untuk membuat kuku terlihat putih dan bersih, orang akan menggunakan pecahan beling dari gelas atau piring. Pecahan tersebut digosok di atas permukaan kuku baik tangan maupun kaki. Efeknya putih dan bersih. Bagian tubuh seperti di belakang leher yang cenderung penuh daki, selain disikat dengan sikat sabut kelapa, dapat pula dibantu dengan digosok minyak tanah. Seketika daki akan rontok. Sungguh pengalaman yang unik dari orang zaman dahulu. Dapat dimaklumi, zaman dahulu, anak-anak lebih banyak beraktivitas dengan permainan seperti mandi di sungai, bermain layangan, petak umpet. Dimana sabun juga masih jarang, sehingga daki lebih mudah timbul. Perlu juga untuk mencukur kumis bagi yang biasa mencukur kumis.

Pada hari Ko Ngian, tidak membicarakan hal negatif, memecahkan barang, mengkonsumsi obat-obatan, makan bubur. Namun untuk kondisi tertentu, hal-hal tersebut dapat dikesampingkan.

Sehari sebelum Ko Ngian, ada kegiatan sembahyang para leluhur dan di klenteng setempat. Malam Ko Ngian diadakan makan malam bersama. Anggota keluarga yang merantau, akan pulang dan ikut bergabung dalam acara. Diusung semangat kesatuan dan keutuhan keluarga melalui makan malam bersama.

Angin Ko Ngian

Cuaca cukup unik menjelang Ko Ngian. Angin cenderung bertiup sepanjang hari hingga malam, mulai bertiup sepoi-sepoi dan terus menerus. Sehingga angin ini memberikan warna tersendiri ketika akan Ko Ngian.

Cahaya matahari

Matahari jam 18.00 WIB [dok.pribadi]

Cahaya matahari yang muncul lebih lambat di pagi hari dan tenggelam lebih lama di sore hingga jam 6 sore, cahaya matahari cenderung masih terang. Hal ini mulai terasa 2 minggu menjelang Ko Ngian.

Asinan Bun Thong Choi

Bun Thong Choi [dok.pribadi]

Membuat asinan bun thong choi [kucai]. Dari bun thong choi yang telah dibersihkan tinggal bagian umbi. Iris tipis jahe putih. Jemur seharian bun thong choi dan irisan jahe putih. Beri gula, cuka, dan garam. Dicampur di baskom, kemudian ditutup menggunakan kain untuk didiamkan satu malam. Pindahkan di dalam toples kaca dan ditutup rapat hingga 1- 2 minggu. Bun thong choi ini bermakna semoga semakin berkembang. Hingga memiliki harapan agar semakin maju. Pas malam Ko Ngian, bun thong choi sudah dapat dinikmati. Untuk para sahabat yang memiliki rasa nyeri atau ngilu di tubuh, untuk mengkonsumsinya secara terbatas.

Sit Cai (Vegetarian) ½ hari

Ada tradisi yang menjalankan sit cai setengah hari,  saat hari pertama Ko Ngian. Dimana setelah jam dua belas siang, sudah diperbolehkan untuk berbuka. Kue yang mengandung lemak dari hewani, dan makanan berdaging, sementara tidak dikonsumsi selama puasa sit cai.

Mandi air kembang

Untuk menambah keberuntungan, mandi malam [tgl 30 bulan 12 imlek] menggunakan air kembang yang dibuat dari campuran beberapa kembang, dan perasan jeruk nipis.

Masakan Khas Ko Ngian

Setelah sembahyang baik leluhur, klenteng, dan altar rumah, biasanya ada sejumlah persembahan berupa ayam dan daging babi. Nah ayam dan daging babi ini dimasak mun. Dengan dimasak menggunakan kecap. Sehingga disebut ayam mun. Masakan ini dapat tahan dikonsumsi lama. Cukup dipanaskan ulang, ayam mun sudah siap konsumsi. Terkadang ayam yang jumlahnya banyak, dimasak ayam arak dengan cocolan menggunakan garam. Ini jg memberikan efek hangat dan menyegarkan tubuh.

Persembahyangan

Setiap menjelang Ko Ngian, untuk yang memiliki altar di rumah, maka akan melakukan kegiatan bersih-bersih dan mengganti ornamen altar.

Ban Fuk [dok.pribadi]

Tradisi sembahyang Dewa Thai Soi Sen Kiun. Memasuki bulan 12 penanggalan imlek hingga tanggal 16, biasanya melakukan persembahyangan ban fuk [ membayar keinginan atau ucapan terima kasih] dan tanggal 5 bulan 1 hingga tanggal 15 tahun baru imlek, biasanya melakukan persembahyangan hi fuk { memohon keinginan].

Sembahyang kepada Dewa Dapur. Untuk yang memiliki altar Dewa Dapur, akan sembahyang tgl 23 bulan 12 Imlek. Mengantarkan Dewa Dapur naik ke langit. Kemudian tgl 4 bulan 1 Imlek. Menyambut Dewa Dapur turun ke bumi.

Selain itu ada juga sembahyang leluhur menggunakan meja di teras rumah. Sembahyang ini memerlukan kertas Pai Bui [ berisi nama leluhur] ditancapkan di kaleng yang telah dilapisi kertas berwarna merah yang berisi tanah pasir. Baru kertas Pai Bui dan hio ditancapkan. Perlu menulis kertas Pai Bui di ahli penulisan. Biasa dapat ditemui di Jalan Ratu Tunggal [ dahulu Gg. Bahagia]. Untuk yang memiliki altar leluhur, dapat langsung sembahyang di altar leluhur. Persembahan berupa sam sang [ ayam dan daging babi], 3 macam kue dan 3 macam buah. Buah dan kue berjumlah ganjil misalnya 3 dan 5 buah. 3 cangkir kecil teh dan 5 cangkir kecil arak. Penambahan masakan kesukaan leluhur selama masih hidup, juga diperbolehkan.  Selain itu terdapat kertas perak, uang-uangan dari kertas, pakaian kertas dan sandal kertas. Untuk yang kurang mampu, bisa sembahyang dengan 1 butir telur pun diperbolehkan. Ayam untuk sembahyang yang digunakan adalah ayam kampung jam kai [ayam kampung jantan yang telah dikebiri sejak kecil]. Ayam ini cenderung memiliki bobot yang lebih berat dan perawakan ayam yang besar. Tekstur daging yang lunak. Sehingga jika dimasak mun [kecap], begitu mengundang selera. Namun sekarang sudah cukup jarang dan harganya lebih mahal dari ayam kampung biasa. Dahulu orang akan memelihara ayam ini sendiri dengan pakan jagung dan irisan daging kelapa. Jadi seperti menabung secara sedikit demi sedikit lewat ayam yang akan digunakan untuk sembahyang. Sehingga pada waktu sembahyang, tidak terlalu memberatkan lagi.

Untuk yang biasa sembahyang di Klenteng setempat, perlu mempersiapkan aneka persembahan seperti ayam, daging  babi, buah dan kue. Ada pula yang mengangkat orang tua angkat sebagai pelindung dari salah satu dewa, dewi atau Pakung. Sehingga perlu mengadakan persembahyangan. Demikian  yang memiliki altar sembahyang ( altar Dewa-dewi) di rumah. Sehingga secara umum sembahyang bisa sampai 4 macam yaitu di Klenteng setempat atau Klenteng orang tua angkat, Altar rumah, sembahyang leluhur ( baik yang memiliki altar atau langsung di teras rumah}, dan sembahyang Dewa Thay Sui { di depan teras rumah atau di klenteng setempat}. Persembahyangan ini merupakan agama rakyat [folk religion] yang banyak dijalankan oleh orang Tionghoa Bangka. Agama rakyat ini kental dengan kepercayaan Dewa – Dewi jaman purba, shamanisme, dan animisme-dinamisme. Dimana berpadu pula dengan unsur ajaran Tao, Kong Hu Cu,dan  Buddha.

Sembahyang leluhur merupakan suatu kewajiban. Ini berkaitan dengan, “ Jika kita minum air, maka kita harus selalu ingat kepada sumbernya.” Persembahyangan ini membawa makna bahwa kita tidak melupakan asal keturunan dan leluhur sendiri.

Membuka toko

Secara umum, orang Khek Bangka akan membuka usaha setelah Kongian di hari ke-4. Jika mau membuka usaha di hari ke-3, perlu membuka usaha di hari ke-2  atau di hari- 1 Ko Ngian. Membuka toko di hari pertama Ko Ngian, jika sudah terjadi transaksi 1 x, maka sudah boleh menutup toko. Harapan membuka usaha di hari pertama Ko Ngian, untuk menerima keberuntungan.

Fung pao

Fung pao [ ang pao – bahasa Hokkian] merupakan bahasa Khek yang berarti kertas merah.  Pada zaman dahulu, fung pao diberikan dengan memggunakan kertas berwarna merah yang disebut fung ci. Pemberian fung pao dilakukan oleh orang yang telah menikah kepada orang yang dituakan dan anak-anak. Orang yang telah menikah merupakan batas antara masa kanak-kanak dan dewasa dan dianggap mapan secara keuangan. Yang belum menikah, tetap berhak menerima fung pao, walaupun secara umur, sudah dewasa. Fung pao memiliki nilai kebaikan, adanya harapan agar orang yang menerima fung pao dapat menerima keberuntungan.

Menempel Fung Ci [kertas merah] di pohon

Kertas merah sebagai perlambang kegembiraan. Sehingga harapan agar pohon-pohon dapat membawa keberuntungan.

Menempel kertas Fuk

Kertas fuk ditempelkan di pintu-pintu di rumah. Setiap tahun, kertas fuk selalu diganti dengan yang baru.

Memasang hiasan Ten Lung

Ten Lung atau Lampion mulai dipasang menjelang Ko Ngian dan dilepas setelah tgl 15 imlek. Untuk menambah kemeriahan, ditambahkan pula ornamen-ornamen seperti dui lian (kalimat berpasangan ) di pintu, dan bunga mei hua.

 

Menerima kedatangan Barongsai

Barongsai sebagai hewan mitologi, dipercaya mampu membawa keberuntungan dan mengusir roh-roh jahat. Barongsai  melambangkan semangat dan kegembiraan. Sehingga saat Ko Ngian, ketika ada barongsai, orang akan menerima kedatangannya. Dengan riuh tabuhan bunyi simbal dan tambur.  Setelah beratraksi, barongsai akan menghormat ke arah pintu rumah dan altar rumah. Kita dapat memberikan fung pao sebagai tanda keberuntungan.

 

Ucapan Selamat Ko Ngian

Pai dengan mengepalkan tangan kanan di depan dada, lalu dibungkus oleh telapak tangan kiri. Sambil mengucapkan  Khiung Hi Sin Ngian { Selamat tahun baru} atau Khiung Hi, …[ Khiu, Ji, Suk, Kung, Pho --- nama panggilan]. Sebelum kemudahan mengirimkan ucapan selamat lewat telepon genggam. Zaman dahulu orang mingirimkan kartu ucapan Ko Ngian lewat jasa pengiriman pos. Beberapa waktu sebelum Ko Ngian, sudah mulai mengirimkan kartu ucapan. Trend ini masi berlangsung hingga periode tahun 90-an. Sebelum tergantikan oleh teknologi telepon genggam.

 

Pameo khas Ko Ngian Bangka

Pameo ini dalam bahasa Khek Bangka

Ngi eng – ngi luk

Hang lu ta cuk cuk

Menjelang Kongian, tanggal 25 – 26, jalan dengan tangan, kaki di atas, dan kepala di bawah [ karena sudah sibuk mengurusi urusan  Ko Ngian].

 

Ngi jit – ngi pat

Hang lu ta kui ngap

Menjelang Kongian,  tanggal 27 – 28, jalan sambil ngomong sendiri [ berpikir apalagi yang perlu disediakan untuk Ko Ngian. Jadi jalan sambil ngomong sendiri untuk mengingat-ingat]

 

Ngi jit – ngi pat

Sam pha liong kat

Menjelang Kongian, tanggal 27 – 28, terserah saja [ ambil keputusan yang sederhana saja, yang penting bisa Ko Ngian]

 

Ngian oi tew

Buk kha jiw lew

Phan pho oi cew

Aciaw o tew

Kak li kak sa jiw ngetew.

 

Ko ngian sudah mau tiba. Atap rumah bocor. Istri mau kabur. Anak nakal

Tetangga rumah cari masalah.

 

Daftar Pustaka

1.       Budaya Masyarakat Cina di Desa Gedong Kabupaten Bangka; Dwi Setiati, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang 2010

2.       Imlek; Andarini Trisnasari, Talenta Pustaka Indonesia, 2010

3.       Jangan Asal Mengepal, Ini Makna di Balik Salam Orang Tionghoa; travel.kompas.com, diakses tanggal 07 April 2024, jam 19.59 WIB.

4.       Dewa-Dewi Kelenteng; Ir. E. Setiawan, Yayasan Kelenteng Sampookong, 1990.

5.       Kisah, Kultur, dan Tradisi Tionghoa Bangka; Rika Tjeo dan Fennie Lie, Penerbit Buku Kompas, 2014.

6.       Membersihkan Rumah Dapat Menjaga Kesehatan Mental, Ini Tipsnya; kompas.com, diakses tanggal 11 April 2024, jam 15.45 WIB


Friday 12 January 2024

Titik Keramaian Malam Tahun Baru 2024 Pangkalpinang


Jl. Jendral Sudirman Malam Tahun Baru 2024 [dok. pribadi]


Perayaan malam tahun baru 2024 di Pangkalpinang dapat dilihat di beberapa area seperti di Alun-Alun Taman Merdeka, Jembatan Emas dan Pantai Pasir Padi. Terdapat pula acara di hotel seperti Hotel Bangka City dan Hotel Swiss Belhotel. Kali ini, Masjid Agung Kubah Timah yang telah berdiri mengadakan pengajian dan doa bersama pada malam tahun baru 2024 yang dihadiri oleh PJ Walikota Pangkalpinang Lusje Anneke Tabalujan . Masyarakat yang duduk di pelataran Mesjid, sambil menikmati jajanan makanan dan minuman UMKM Alun-Alun Taman Merdeka, menunggu pesta kembang api, teriring pula pengajian, sangatlah menjadi pengalaman yang menarik.

Alun-Alun Taman Merdeka [dok. pribadi]


Alun-Alun Taman Merdeka biasa menyajikan kuliner khas nusantara dan wahana permainan anak-anak. Puluhan gerobak hingga tenda warung dapat ditemui di kawasan ini pada malam tahun baru 2024.

Pada kesempatan ini terdapat zoom virtual meeting bersama Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Perhubungan di Alun-Alun Titik Nol Kilometer kota Pangkalpinang. 

Jembatan Emas Malam Tahun Baru 2024 [ dok. pribadi]



Malam penggantian tahun baru 2024 juga dirayakan di Jembatan Emas. Ramai pengunjung menanti pergantian tahun baru. Jajanan yang tersediapun cukup lengkap. Para pengunjung dapat memarkirkan mobil dan kendaraan di sepanjang jalan di Jembatan Emas. Bebas menggelar tikar dan duduk. Hanya penghubung jembatan tersebut terangkat pada saat malam pergantian tahun baru. Sehingga pengunjung dari kota Pangkalpinang tidak dapat langsung melintasi untuk masuk ke Pantai Kuala. 

Beda dengan Hotel. Swiss Belhotel Pangkalpinang mengangkat tema The Atlantis Kingdom dengan nuansa ruangan biru laut dan hiasan biota laut. Pemandu acara berkostum bajak laut, mermaid, ikan nemo dan awak kapal. Tema ini terinspirasi daerah kepulauan dari Bangka Belitung yang dikelilingi laut dan keanekaragamannya. Terdapat photo booth, band performance, dramatical, konsultasi tarot, cosplay dan berbagai aneka makanan dan minuman yang disajikan. Doorprize pun berupa satu unit sepeda motor. 

Bangka City Hotel merayakan malam tahun baru dengan konsep Black and White. Warna hitam melambangkan masa-masa sulit selama covid-19. Sedangkan white melambangkan tahun 2024 yang telah normal. Terdapat acara live band, magician, komedi, dance. Terdapat 30 menu makanan seperti es campur, tekwan, gorengan, kentang goreng, siomay, mie ayam, dan berbagai aneka BBQ. Undian dengan hadiah utama kulkas. 

Daftar Pustaka 

1. Gelar Pengajian dan Doa Bersama di Malam Tahun Baru 2024, Lusje Ajak Makmurkan Masjid Kubah Timah; Bangkapos.com; Diakses tanggal 1 Januari 2024, jam 16.18 WIB 

2. 11 Tempat seru di Pangkalpinang Untuk Berakhir Pekan dan Menghabiskan Malam Tahun Baru – Halaman 4; Bangkapos.com; Diakses tanggal 1 Januari 2024, jam 16.24 WIB 

3. Nuansa Alam Bawah Laut Warnai Malam Perayaan Tahun Baru 2024 di Swiss Belhotel Pangkalpinang; Bangkapos.com; Diakses tanggal 1 Januari 2024, jam 16.25 WIB.

4. Rayakan Malam Tahun Baru, Bangka City Hotel Gelar Black And White New Year Eve 2024; negerilaskarpelangi.com; Diakses tanggal 9 Januari 2024, jam 19:57 WIB. 5. Kakansar Pangkalpinang hadiri giat pengamanan malam tahun baru bersama Kapolda dan Forkopimda Babel. Babel.antaranews.com; Diakses tanggal 10 Januari 2024, jam 21.14 WIB.

Friday 5 January 2024

Thiam Pan Bangka

Thiam pan [客家甜粄] yang berarti kue manis merupakan salah satu kue khas menjelang Kongian di Bangka. Proses pembuatan tradisional dengan mengiling beras ketan putih menggunakan batu giling [Sak Mo]. Sesendok demi sesendok beras ketan masuk ke lubang penggilingan, dicampur sedikit air. Hasil penggilingan berupa air ketan dimasukkan ke karung terigu. Ditindih menggunakan bahan yang berat, hingga airnya keluar. Ketan tersebut dengan berat 1 kg di dicampur 1 kg gula pasir. Diaduk rata hingga campuran tersebut menjadi encer. Masukkan campuran ketan ke dalam wadah kaleng yang telah dilapisi dengan kantong plastik bening. Untuk lebih aman, dapat menggunakan daun pisang. Thiam pan dikukus menggunakan kuali besar yang telah diisi air dengan kayu sebagai bahan bakar. Tungku kayu berada di ruangan terbuka. Penutup kuali dengan tudung berbahan daun atau alumunium dengan pinggiran tudung ditutup kain basah agar panas tidak mudah keluar. 

Untuk memperoleh tepung ketan selain memakai batu giling dapat pula ke tempat penggilingan tepung. Terlebih dahulu, beras ketan putih dicuci bersih. Jemur kering di bawah sinar matahari dengan ditutup kain agar tidak debu. Setelah kering dapat dibawa ke penggilingan tepung. Saat pembuatan thiam pan, tepung ketan dicampur dengan air dengan perbandingan 1 kg tepung ketan putih dicampur 0.5 liter air. Setelah pencampuran rata, baru dicampur dengan 1 kg gula pasir. Biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 -2 jam untuk mencampur hingga rata dan tekstur menjadi encer. Proses selanjutnya penyaringan air ketan supaya bersih dan penuangan ke wadah kaleng. 

Dengan penuh kesabaran, thiam pan dikukus selama 24 jam. Perlu menjaga ketersediaan air dan api bakar. Warna awal ketan yang putih, dimasak hingga berwarna coklat. Setelah selesai, thiam pan dijemur di bawah sinar matahari selama minimal 2 minggu hingga tekstur menjadi keras. Mengukus kue thiam pan perlu kehati-hatian. Jika gagal dipercaya akan menimbulkan kesialan bagi keluarga. Pada zaman dahulu, setiap keluarga membuat sendiri kue thiam pan. 

Thiam pan akan dikonsumsi tgl 20 bulan 1 penanggalan imlek sebagai hari Thian Chon Ngit [Hari Tambal Langit]. Diyakini perlu untuk menambal langit dengan mengkonsumsi kue thiam pan. Cenderung pada hari tersebut akan bercuaca cerah dan panas.

Cara mengkonsumsi thiam pan diiris tipis kemudian digoreng atau dikukus dengan ditaburi parutan kelapa. Dapat pula dikonsumsi langsung. Untuk orang usia lanjut, mengkonsumsi kue thiam pan dalam jumlah yang terbatas. Karena ketan dipercaya dapat mengakibatkan ngilu atau nyeri tubuh bagi sebagian orang. 

Di Bangka, untuk keluarga yang sedang berduka cita, tidak membuat atau membeli thiam pan. Sanak saudara dan teman yang akan memberikan kue thiam pan. Bahkan kue thiam pan ini diberikan juga kepada teman-teman muslim di Bangka. 

Kue thiam pan dengan proses hingga penjemuran, dapat disimpan dalam jangka panjang di suhu ruangan hingga 6 bulan. Sewaktu-waktu selain hari Thian Chon Ngit, kue thiam pan masih dapat dinikmati. Bagian yang telah keras atau berjamur, dapat diiris untuk dibuang. Maklum zaman dahulu, makanan ringan belum sebanyak sekarang. Sehingga cenderung untuk membuat kue dalam jumlah banyak, namun tahan simpan. Hingga dapat dikonsumsi di lain waktu. Selamat menikmati kue thiam pan dan merayakan Thian Chon Ngit. { Vau-G/www.bapang007.blogspot.com}

Wednesday 3 January 2024

Perayaan Ko Tung dan Kue Cak-cak Bangka

 

Kue Cak-cak

Ko Tung merupakan salah satu perayaan China Bangka. Dimana menandai waktu Ko Ngian telah tiba. Dan sebagai tanda masa-masa sulit telah lewat yang beralih melintasi masa bahagia yaitu Ko Ngian. Ada kepercayaan dalam bahasa Khek , ‘ Lan Tung, Mo Lan Ngian  -  [ Lan berarti hancur atau rusak yang dapat diasosiasikan ke jalan yang tanah becek akibat hujan, atau kondisi cuaca yang tidak baik].’ Secara umum,  jika Ko Tung hujan, maka Ko Ngian tidak hujan.”. Demikian pula sebaliknya.

Kue cak cak atau sakjan menjadi makanan saat Ko Tung. Berbahan tepung ketan putih. Ada juga yang menggunakan bahan ubi dan kentang. Kuahnya dengan jahe yang dicampur gula merah [gule kabung]. Cak cak sendiri memiliki pengertian sebagai kue bohongan [mainan] dalam bahasa Bangka ( Icak-icak). Terkadang menjadi bahan untuk humor di kalangan keluarga dan teman-teman.

Pada saat memasuki Ko Tung, siang hari berlangsung lebih singkat. Dan malam berlangsung lebih panjang. Hal ini didasarkan pada saat perhitungan awal dari panjang pendeknya bayangan matahari dari alat yang bernama ‘Gui’. Hari Ko Tung jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember penanggalan Masehi.

Memakan kue cakcak ada seninya. Untuk memakan pertama kali menyesuaikan dengan usia ditambah satu buah cak cak.  Usia berdasarkan penanggalan imlek. Setelah habis, mau menambahkan dapat sesuai dengan keinginan. Yang kerepotan tentu para orang lanjut usia. Penambahan 1 buah dari usia, dengan harapan usia bertambah panjang 1 tahun ke depan. Atau dapat pula dengan jumlah 12 butir ditambah 1 butir cak-cak sebagai berkah.

Keseruan muncul ketika seluruh anggota keluarga berkumpul membantu untuk membuat cak cak. Dimana bersama memulung cak cak hingga bundar. Ketika muncul cerita seru sambil gotong royong membuat cak cak. Memulung sambil duduk di lantai. Ketika yang usia tua akan bangkit, kadang muncul sakit di kaki atau pinggang. Yang berusia muda, belum mengerti dan suka menertawai. Padahal itu proses alamiah kehidupan. Suatu masa yang muda akan mengalami usia tua dan tentu sakit akan muncul.

Secara tradisi setelah selesai membuat kue cak cak, keluarga akan menyajikan sebagai salah satu persembahan sembahyang ke klenteng terdekat. Baru dinikmati di lingkungan keluarga. Kue cak cak tidak dibuat oleh keluarga yang sedang berduka. Tidak diperbolehkan untuk membeli. Namun boleh menerima kue cak cak dari para kerabat di luar keluarga inti dan para sahabat.

Secara tradisional, kue cak cak dikonsumsi bersama-sama dalam keluarga. Rasa kebersamaan dan kesatuan yang saling memiliki. Semoga tradisi ini dapat menjadi acuan pada zaman modern ini. Orang akan sibuk dengan gadgetnya sendiri. Duduk dalam satu meja, namun tidak saling berinteraksi. Padahal interaksi dan komunikasi penting dalam menjaga kerukunan dalam keluarga.

Ketika phubbing [sikap mengabaikan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Karena perhatian sibuk teralihkan ke gadget masing-masing, Kuaranita,2020] . Kualitas interaksi yang berkurang, menurunkan komunikasi. Korban akan merasa tidak dihargai dan terisolir. Ini yang menjadi perpecahan dalam keluarga.

Mari dalam momen Ko Tung ini,  selain berbagi kue cak cak, kita menikmati kue cak cak dalam satu pembicaraan hangat. Hanya keluarga, kue cak cak, tanpa gadget. Membangun kembali interaksi dan komunikasi yang hangat dalam keluarga. Secara umum, jika jatuh pada tanggal 22 Desember, akan bersamaan dengan Hari Ibu. Selamat hari Ko Tung dan Hari Ibu. (Vau-G)

Monday 4 September 2017

Chit Ngiat Pan / Chiong Shi Ku - Sembahyang Rebut Bangka



Setiap tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek, yang dikenal dengan Chit Ngiat Pan ( sembahyang pertengahan bulan ke tujuh Imlek ) atau Sembahyang Rebut ( Chiong Shi Ku ). Diyakini  oleh warga Tionghoa Bangka  pada saat tersebut pintu akhirat terbuka ( Khoi Kui  Mun). Seluruh arwah akan turun ke bumi sejak permulaan bulan ke tujuh.  Diantara arwah tersebut, ada yang bergentayangan dalam keadaan terlantar, sehingga mereka sangat membutuhkan persembahan makanan. Arwah yang terlantar ini karena tidak memiliki keturunan, meninggal tidak wajar, dan meninggal dalam kurun waktu lama ( generasi lanjut  tidak kenal dan tidak memberi persembahan ).

Sembahyang Rebut - wsj.com Images

Budaya Tionghoa mengenal 3 sembahyang utama yakni sembahyang Ko Ngian ( Imlek ), Chin Min ( Cheng Beng) dan  Chiong Si Ku (Rebut) . 

Beberapa tempat di Indonesia , mengenal  sembahyang Chiong Si Ku dengan Cioko. Umat Buddha menamai dengan perayaan Ulambana. Umat Khong Hu Cu dengan sembahyang Arwah Umum / Jing Hao Peng.  Ajaran Tao sebagai perayaan Tionggoan ( 中元- Zhong Yuan ). Sedangkan Yu Lan Hui ( Hari Arwah Tionghoa) di Serawak  dan Festival Hantu (鬼節 - Gui Jie) oleh masyarakat internasional.
 
Bulan ke tujuh penanggalan Imlek disebut dengan Bulan Hantu yang mana dipercayai selama kurun waktu setengah bulan, pintu akhirat terbuka, sehingga arwah berkeliaran di alam manusia. Kembali ke akhirat pada malam tanggal 15 penanggalan Imlek. Konon pada bulan ke tujuh, orang Tionghoa akan jarang sekali membuka usaha, pindah rumah dan resepsi pernikahan. Ditenggarai  memiliki potensi kurang baik dan ketidakberuntungan.

Thai Se Ja - koranbabel.com Images
Thai Tse Ja (Thai - yang paling Berkuasa; Tse - Orang Meninggal ; Ja - Raja ) adalah Raja Akhirat. Penampilan keadaan duduk, tangan kiri memegang buku dan tangan kanan memegang pena. Diyakini Thai Se Ja sedang mencatat arwah gentayangan di bumi. Patung ini bertempat di halaman Klenteng. Terdapat aneka persembahan seperti umbi-umbian, kacang, sayuran dan buah  di depan altar Thai Se Ja. Sajian sebagai hidangan bagi arwah sebelum kembali ke akhirat.

Persiapan perayaan  memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya besar. Patung Thai Se Ja yang semakin besar dan tinggi,  perlambang kemakmuran lingkungan setempat. Patung terbuat dari kain atau kertas lima warna ( biru, hijau, merah, kuning dan jingga). Kerangka bambu, dengan pundak Thai Se Ja dipasang payung dan bendera perlindungan. Bendera tertulis “ Lin atau Liang” berarti manjur.

Payung yang menghiasi pundak Thai Tse Ja dikenal dengan  “Payung Kramat” menjadi salah satu barang lelang. Dipercaya membawa kemakmuran dan pelindungan. Dana lelang masuk ke kas Klenteng.

Puncak sembahyang Rebut dibukanya kain atau kertas merah penutup mata patung. Ritual ini dikenal dengan Khoi Kong. Ada sebuah harapan akan kebaikan yang tercermin pada tulisan di dada Thai Tse  Ja yaitu Hap Ka ( Ham Cung) Phin On -  Kesejahteraan untuk seluruh warga masyarakat . Persembahan di altar Thai Tse Ja  akan diperebutkan oleh masyarakat. Setiap orang harus mendapatkan, walaupun hanya sebutir beras.

Ritual rebut diadakan pada tengah malam, jam 00.00 WIB. Setelah  aba-aba diberikan, maka masyarakat dapat berebut persembahan altar. Hal inilah yang membuat sembahyang ini dikenal dengan sembahyang Rebut. Pada ritual ini terdapat keunikan, setiap peserta berusaha mendapatkan apapun. Dipercaya jika tidak memperoleh sesuatu, maka akan memperoleh kemalangan. Namun sebaliknya, jika memperoleh dalam jumlah yang banyak, akan memperoleh rezeki yang melimpah.  Makanan hidangan  arwah, dipandang lebih bernilai dibanding makanan biasa. Menurut kepercayaan, arwah akan pergi ketakutan melihat banyak orang yang agresif ketika berebut persembahan. Sehingga arwah akan cepat segera meninggalkan dunia manusia.

Dalam ritual rebut, selain mengambil persembahan, ada suatu benda unik yang menjadi daya tarik yaitu Fung Pu ( Kain Merah). Kain ini disembunyikan di antara persembahan. Ini melambangkan keberuntungan. Dapat dijual kembali dengan harga tinggi.

Setelah selesai, patung Thai Se Ja pun segera dibakar. Ini sekaligus sebagai pertanda bahwa  arwah telah dibawa pulang oleh Thai Se Ja ke akhirat.





Klenteng yang biasa menyelenggarakan sembahyang Rebut yaitu:
a.       A. Klenteng Jaya Bakti, Desa Rebo, Kabupaten Bangka,
b.      B.  Klenteng Bakti, Parit 4 Kuday - Simpalet, Sungailiat- Bangka,



c.       C. Klenteng Cetya Dharma Abadi, Desa Pohin, Sungailiat



Makna ritual sembahyang Rebut sebagai keinginan berbagi dan membantu baik  manusia maupun arwah. Sehingga disebut pula bulan Berdana.  Orang berdoa dan memberi persembahan. Harapan arwah dapat memperoleh ketentraman dan tidak mengganggu manusia. Peserta  dapat  menikmati barang-barang persembahan . 

Sembahyang Rebut memberikan dampak sosial bagi masyarakat untuk saling gotong royong, tanggung jawab, bersatu padu dan berkumpul. Terdapat komunikasi intensif sejak beberapa bulan  untuk persiapan sembahyang. Umat awam datang membantu panitia, bahkan yang telah jauh merantau akan memberikan sumbangan dalam bentuk uang, buah-buahan, sembako dan lain sebagainya. Dampak sosial di atas dapat pula mempererat hubungan kekeluargaan.

Sesuai dengan ajaran  Lao Tze, prinsip Yin-Yang, menciptakan keteraturan  atau keharmonisan dalam masyarakat. Menjalankan ajaran  Kong Hu Cu bahwa manusia budiman selalu membantu dan memperhatikan penderitaan orang lain.

Atraksi Sembahyang Rebut

A.      Ko Fo San – Melewati Kobaran Api. Ritual berjalan di atas bara api. Dipimpin oleh seorang  Thai Pak  (orang pintar ) dengan membaca mantra dan  menyemburkan air . Terlebih dahulu, ia akan mencoba berjalan  berulang kali di atas bara api. Setelah itu diikuti oleh para peserta. Masyarakat mempercayai jika berjalan  di atas bara api akan menyembuhkan penyakit dan sebagai  tolak bala.


B.      Ko Po Li Sak – Melewati pecahan beling kaca. Syarat ritual ini menggunakan pecahan kaca baru. Sama dengan ritual Ko Fo San,  masyarakat akan berjalan di atas pecahan kaca, tanpa mengalami rasa sakit dan terluka.

C.      Ko Jiw Bok –  Wadah minyak panas. Minyak kelapa dari 7 buah kelapa yang memiliki 7 mata. Dimasak menggunakan 7 mata air sungai. Setelah minyak mendidih, orang pintar akan menjapa mantra. Para peserta akan bergantian mencelupkan tangan dan mengusap-usap minyak tersebut ke wajah atau anggota tubuh lainnya. Minyak hanya terasa hangat.


D.      Ko To San – Melewati Pisau Tajam.

Di Bangka, pertunjukan Ko Fo San dan Ko Po Li Sak yang masih sering dijumpai dalam perayaan.

Latar belakang  sembahyang Rebut

Kisah bakti seorang anak bernama Bok Lian. Setelah ibunya meninggal, Bok Lian pergi menghadap ke Raja Akhirat. Membawa sebuah bendera sakti pemberian gurunya. Dalam perjalanan ke akhirat, bertemu dengan beberapa  arwah sedang menjalani hukuman. Setelah sampai di hadapan Raja Akhirat, Bok Lian memohon kepada Raja Akhirat untuk mengampuni ibunya. Raja menyetujui dengan syarat Bok Lian mau menggantikan hukuman ibunya selama 1 bulan lamanya.

Sehubungan dengan keputusan ini,  Raja Akhirat pun memutuskan untuk menangguhkan hukuman arwah selama setengah bulan dan membuka pintu akhirat. Dari sini, orang Tionghoa menyelenggarakan sembahyang rebut untuk memberikan persembahan bagi arwah.

Serba serbi Sembahyang Rebut

A.      Lukisan Dinasti Qing - Perayaan Festival Hantu.

Lukisan Perayaan Festival Hantu, Dinasti Qing - ancient.eu Images

B.      Beberapa perayaan Sembahyang Rebut dari Berbagai Negara.

1Tet Trung Nguyen  (Vu Lan) - Vietnam
Perayaan yang diadakan di Vietnam, setiap tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Dikenal pula dengan Xa Toi Vong Nhan ( Hari Para Arwah). Pada hari itu, dipercaya pintu akhirat akan terbuka. Arwah akan pulang dan berkumpul kembali ke rumah keluarga yang masih hidup. Pagi hari telah dipersiapkan aneka hidangan untuk arwah leluhur . Setelah acara sembahyang, anggota keluarga  berkumpul makan bersama. Menu vegetarian  menjadi pilihan utama pada saat perayaan. Sore hari, akan dipersiapkan hidangan untuk arwah yang tidak memiliki keluarga. Hidangan tersebut diletakkan di depan rumah. Baru menjelang malam baru diadakan upacara melarung lentera di sungai  sambil memanjatkan harapan yang ingin dicapai. Upacara ini menghadirkan cahaya-cahaya yang berkilauan di atas sungai  dan suasana terasa sangat khidmat.

2 Segaki - Jepang
Segaki yang berarti memberi makan hantu kelaparan. Bertujuan untuk mengurangi penderitaan dari gaki atau muenbotoke  ( arwah yang tidak memiliki sanak saudara). Hantu ini sangat tersiksa akibat rasa lapar yang tidak terpuaskan. Secara tradisional juga dirayakan sebagai bagian dari Urabone ( Ullambana) pada bulan Juli. Ritual diadakan di Kuil Buddha dan biasanya juga  meletakkan  segaki –dana ( rak persembahan untuk arwah) di rumah. Persembahan dapat berupa  nasi dan air minum.

3Pchum Ben – Kamboja
Bulan ke-10 atau bulan Pheaktrobotr dalam penanggalan Khmer, orang Kamboja merayakan Pchum Ben ( Khmer: បុណ្យភ្ជុំបិណ្ឌ  sebagai Hari Para Leluhur ) berlangsung selama 15 hari. Bertepatan pula dengan masa vassa para Bhikkhu. Perayaan ini menjadi salah satu perayaan penting di kalender Khmer selain Tahun Baru di bulan April.

Kata “Phchum” berarti kumpul bersama dan “ Ben” berarti bola nasi.

Pada perayaan ini,  orang Kamboja mengadakan penghormatan kepada  leluhur sampai 7 generasi awal. Bhikkhu memanjatkan paritta suci dalam bahasa Pali sepanjang malam secara berkesinambungan sejak pintu neraka terbuka.

Selama masa ini,  preta (arwah) akan keluar. Agar tidak mengganggu, manusia mempersembahkan sejumlah makanan. Selain itu ada persembahan makanan kepada Para Bhikkhu Sangha di Pagoda setempat. Jasa perbuatan baik ini  dilimpahkan kepada  arwah leluhur (1). Kegiatan mulai di pagi hari. Orang berbagai usia berkumpul dan memakai pakaian tradisional.

Tata cara mempersembahkan dengan melemparkan langsung bola nasi ke udara atau ke lapangan terbuka di luar Pagoda. Untuk arwah yang tidak dapat masuk ke dalam Pagoda karena semasa hidupnya melakukan banyak perbuatan jahat.

Kekinian,  bola nasi dimasak dengan santan kelapa bercampur aneka bahan2 tradisi setempat. Ini memberi ciri khas tersendiri antar masing2 bola nasi. 

Para peserta perayaan membawa kue Num Onsam dan Num Korm yang manis  untuk saling bertukar. Bertujuan memupuk rasa persaudaraan. Perayaan ini menjadi hari libur nasional. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk pulang  kampung halaman untuk merayakan dan kumpul bersama. 

Ho Khao Padabdine  – Laos
Setiap tahun, Hari Orang Mati – Ho Khao Padabdine berlangsung pada hari ke 15 bulan sembilan dari penanggalan Laos.  Umat Buddha melakukan jasa-jasa kebajikan dengan mempersembahkan makanan kepada Para Bhikkhu. Jasa kebajikan ini dilimpahkan kepada  leluhur. 

Persembahan makanan berupa Tomh Khao, Khao Nom Neb, dan buah. Memiliki arti sebagai tanda penghormatan kepada leluhur.

Ho Khao Padapdine berarti “mengirimkan nasi dan meletakkan di lantai”.

Pagi hari saat gelap gulita,  persembahan berupa makanan asin, buah, kue, sirih dan rokok diletakkan di depan stupa  abu leluhur, di bawah pohon dan  di sudut Vihara dengan dibungkus  daun pisang atau teratai. Harapan saat  gelap, arwah leluhur dapat menikmati persembahan.

Suara tabuhan gong Pagoda terdengar hingga ke jalan-jalan, pertanda perayaan telah mulai. Persembahan kepada Bhikkhu mulai dibawa. Tak lupa pintu masuk pagoda, tergantung persembahan pada tiang untuk orang meninggal karena kekerasan atau tidak memiliki sanak keluarga.

Selamat merayakan sembahyang rebut ( Chiong Shi Ku ) . Semoga  pemberian baik material maupun non material akan memperoleh berkah-berkah kebaikan baik  bagi arwah leluhur maupun arwah lain serta bagi para pemberi. 

Catatan Kaki
[1] ^ Menurut ajaran Buddha, arwah tertentu mampu “memakan” persembahan. Untuk arwah jenis yang lain, hanya dapat turut berbahagia atas kebaikan berupa persembahan yang telah dilakukan oleh sanak keluarga.

Referensi
1.       Celebrate Chinese Culture: Chinese Literature, Diterjemahkan oleh Li En dan Chan Ying Kit, PT. Elex Media Komputindo, 2014.
2.       Celebrate Chinese Culture: Chinese Folk Customs, Diterjemahkan oleh Shirley Tan, PT. Elex Media Komputindo, 2015.
3.       Celebrate Chinese Culture: Chinese Auspicious Culture, Diterjemahkan oleh Evy Wong dkk, PT. Elex Media Komputindo, 2014.
4.       Ghosts in Chinese Culture, en.wikipedia.org, Diakses tanggal 19 Februari 2017, Jam 23.01 WIB.
5.       Tanggok, M. Ikhsan, Agama dan Kebudayaan orang Hakka di Singkawang, Kompas, Jakarta  2017.
6.       Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selajang Pandang, Penerbit Keng Po, Jakarta, 1961.
7.       Rika Theo dan Fennie Lie, Kisah Kultur dan Tradisi Tionghoa Bangka, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2014.
8.       Segaki. Wikipedia.org. Diakses tanggal 27 Maret 2017, Jam 05.45 WIB. 
9.       Hungry Ghost Festival, traditions.cultural-china.com, diakses tanggal 19 Februari 2017,Jam 22.59 WIB.
10.    Vu Lan Festival , toursinvietnam.com, diakses tanggal 7 Maret 2017, Jam 23.16 WIB.
11.    Feeding the Ancestors: The Cambodian Pchum Ben Festival, mekong.net, diakses 15 Agustus 2017, Jam 20.29 WIB.
12.    Boun Ho Khao Padabdine, luangprabang-laos.com diakses tanggal 20 Agustus 2017, Jam 22.29 WIB.



Thursday 9 June 2016

Perayaan Ng Ngiat Ciat Bangka



Ng Ngiat Ciat -五月节 (bahasa Hakka/Khek Bangka artinya  Hari Raya Bulan ke-5 ) dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek oleh orang Tionghoa Bangka. Dalam bahasa Mandarin dikenal dengan Duan Wu Jie - 端午, sedangkan dalam dialek Hokkian Peh Cun  (Pa Chuan - 扒 ) yang berarti mendayung perahu. Dalam perayaan Ng Ngiat Ciat, terdapat tradisi membuat kue Nyuk Cung- 肉(Ba Cang - Hokkian;  Zong Zi - 子).  Nyuk Cung secara harafiah berarti isi daging.


Nyuk Cung -indonesiamedia.com Images

Selain Nyuk Cung sebagai makanan khas Ng Ngiat Ciat terdapat Sui Cung ( Kicang/kwecang). Nyuk Cung berisi daging dengan berbagai macam isi variasinya seperti daging babi, ayam, samballingkung [1] dan beberapa variasi lainnya. Sedangkan Sui Cung merupakan beras ketan tanpa penambahan isi dilengkapi dengan kuah cocolan manis dari campuran gula kabung (aren) dan pati (santan) kelapa. Dibungkus dalam daun bambu, Sui Cung memiliki warna kuning mengkilap dan tekstur kenyal dari hasil pengukusan selama kurang lebih 7 jam. Sui Cung berukuran lebih kecil. Nyuk Cung dibungkus dari daun pandan. Daun pandan tersebut direbus terlebih dahulu untuk mempermudah pada waktu membungkus dan sebagai detoksifikasi. Dilap hingga bersih dan kering. Setelah itu diisi dengan ketan, Nyuk Cung diikat dengan tali puar dengan hasil berbentuk limas segitiga.


Sui Cung - theanandayoca.blogspot.com Images

Samballingkung - www.rakyatbangka.com Images
Kita akan menemui beberapa fenomena unik pada saat tengah hari ( pukul 12.00 WIB) perayaan Ng Ngiat Ciat  di Bangka. 

1.       Air laut menjadi surut dengan titik yang paling jauh dalam sepanjang tahun.  Terpengaruh oleh gaya gravitasi bulan dan matahari yang berbeda di setiap titik bumi. Pada waktu posisi bulan dan matahari  segaris ( dalam perayaan ini pada periode bulan baru ), akan terjadi pasang surut air laut pada waktu tengah hari.
2.        Jika sebuah telur mentah didirikan pada bidang rata secara vertikal  maka akan dapat tegak berdiri. 


Mendirikan Telur di Pantai Matras - id-id.facebook.com Images

Beberapa penjelasan ilmiah berkaitan dengan telur mentah yang dapat berdiri pada waktu Ng Ngiat Ciat.

·         Menurut Thomas Djamaluddin –  Kepala LAPAN ( Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
Akibat gaya differensial gravitasi bulan dan matahari. Perbedaan gaya gravitasi oleh bulan dan matahari yang bekerja pada telur, mampu menjaga telur tegak berdiri beberapa waktu. Namun  perlu pembuktian lebih lanjut mengenai pengaruh gaya differensial gravitasi bulan dan matahari.Di Dunia Barat sendiri, telur dapat ditegakkan pada saat Equinox ( pada tanggal 21 Maret, saat matahari berada di ekuator). Pada kondisi ini, tanpa ada pengaruh gravitasi bulan.


Differensial gravitasi bulan dan matahari - tdjamaluddin.wordpress.com Images

·         Menurut Prof. Yohanes Surya Ph.D –  Pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia
Berdasarkan penelitian fisikawan Prof. David Allan, ia berpendapat bahwa di antara Matahari dan Bumi terdapat garis-garis medan gravitasi yang mempengaruhi elektron-elektron dalam telur. Gerakan elektron-elektron inilah yang menyebabkan terjadinya kestabilan  pada telur hingga dapat berdiri.

3.       Air sumur menjadi terasa lebih dingin
Di Desa Bakik, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat yang memiliki Sumur Dewa. Banyak orang akan sengaja datang untuk mandi tepat tengah hari dengan sensasi air yang terasa lebih dingin sesaat pada waktu tengah hari perayaan Ng Ngiat Ciat.

Di kalangan para Tabib akan memanfaatkan waktu mencari dan mengambil sebanyak-banyaknya tanaman obat pada waktu tengah hari [2]. Diyakini ini adalah obat yang memiliki khasiat terbaik dalam sepanjang tahun setelah menerima panas matahari  dan menyerap energi Yin (bumi) dan Yang ( langit) paling maksimal. Menurut para ahli obat Tiongkok, pada hari tersebut energi Yin dan Yang bertemu. 

Masyarakat Tionghoa Bangka akan berbondong-bondong pergi ke pantai pada waktu perayaan. Seperti ke pantai Pasir Padi, Matras, Parai, Tanjung Pesona dan lain-lain untuk mandi di laut pada tengah hari saat terik matahari. Disertai  ritual membuang Nyuk Cung ke laut. 

Tempat perayaan Ng Ngiat Ciat Bangka

-          Di Pantai Penyusuk Kecamatan Belinyu, masyarakat datang rekreasi bersama keluarga diisi acara makan bersama, mandi air laut, dan bermain ke Pulau Lampu.


Ng Ngiat Ciat -lipsus.kompas.com Images
-          Di Pantai Matras oleh umat Kong Hu Cu dari Kwan Ti Miau Sungailiat, me-larung Nyuk Cung . Pantai  ini terletak di Sungailiat – Kabupaten Bangka.

-          Pantai Bedukang, Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka merayakan Ng Ngiat Ciat sebagai salah satu agenda tahunan desa. Dilengkapi dengan ritual mengunjungi Pulau Simbang dengan berjalan kaki. Hal ini dimungkinkan karena air laut yang telah surut. Pulau ini merupakan pulau karang yang hanya didiami oleh burung camar. Oleh warga dinamai burung Simbang. Setiap perayaan Ng Ngiat Ciat, Pantai Bedukang dan Pulau Simbang sangat ramai didatangi oleh pengunjung. Selain itu terdapat Pantai Tuing di Kecamatan Riau Silip sebagai tempat perayaan Ng Ngiat Ciat. Dengan bentangan pantai yang panjang dan hamparan pasir putih nan luas.

 

Sembahyang Ng Ngiat Ciat Pangkalpinang Pantai Pasir Padi -contenttugas.wordpress.com


-          Perayaan Ng Ngiat Ciat di Pangkalpinang , dipusatkan di Pantai Pasir Padi. Diawali dengan sembahyang kemudian membuang Nyuk Cung ke laut sebagai simbol penghormatan kepada seorang Menteri bijaksana bernama Qu Yuan  (339 – 277 SM) zaman Dinasti Chu -  atas wafatnya di sungai Mi Luo. Agar jenazah Sang Menteri tidak diganggu ikan, rakyat melemparkan nasi dibungkus bambu. Dari sinilah tradisi membuat Nyuk Cung bermula. Terdapat pula sebuah pulau kecil yaitu Pulau Punai yang dapat dikunjungi dengan berjalan kaki pada waktu air laut surut.

Qu Yuan - mitos-israiliat.blogspot.co.id Images
Kebiasaan lain pada waktu perayaan yaitu menimba air dari sumur tepat tengah hari. Air ini dipercaya sebagai air yang berkah, mampu membuat awet muda. Dikenal dengan Air Ng Shi Sui. Ada masyarakat yang memiliki ritual untuk mandi mengunakan air Ng Shi Sui ditambah bunga-bunga dan jeruk Nipis pada waktu tengah hari Ng Ngiat Ciat. 

“ Jangan makan Nyuk Cung nue gilak, kelak dengkul pacak lemes – Jangan memakan Nyuk Cung terlalu banyak, nanti dengkul bisa lemas…”. Itu sekelumit mitos yang sekelebat terdengar dikala asyik makan Nyuk Cung bertemankan segelas kopi pahit. Mungkin karena Nyuk Cung yang begitu enak, hingga 2-3 biji terasa tidak cukup, maka keluar mitos tersebut agar tidak langsung habis dimakan oleh satu orang. Atau biasanya saking senang pada hari itu, orang bisa mengkonsumsi Nyuk Cung sepanjang hari. Ini pun bisa berakibat rasa cepat lelah dan lemas.

Namun untuk yang mengalami sakit maag, ada baiknya mengkonsumsi Nyuk Cung yang terbuat dari beras. Tak lupa untuk yang vegetarian, dapat memilih Nyuk Cung isi jamur atau mengkonsumsi Sui Cung.
Apakah Anda sekalian menjadi penasaran dengan fenomena-fenomena perayaan Ng Ngiat Ciat?  Silahkan Lihat-Coba dan Buktikan….Semoga menambah pengetahuan dan pengalaman dan selamat merayakan Ng Ngiat Ciat…(Vau-G/ www.bapang007.blogspot.com )

Catatan Kaki
 [1] ^ sejenis abon yang terbuat dari bahan dasar daging ikan. Dibumbui dengan berbagai macam rempah-rempah. Dapat dikonsumsi sebagai lauk-pauk, isi roti dan kue.
[2]  ^ saat matahari mencapai titik tertinggi di langit. Waktu matahari ditentukan oleh posisi matahari relatif terhadap bumi. Posisi matahari di titik tertinggi di langit sesuai dengan waktu matahari sama dengan jam 12.00, di belahan bumi yang berlawanan adalah jam 24.00 atau 00.00.

Referensi
1.  Ng Ngiat Ciat 五月  atau Duan Wu Jie 端午, bukjam.wordpress.com – Bangka Belitung Island History, Culture and Tourism. Diakses tanggal 30 Mei 2016, Jam 10.29 WIB.
2. Peh Cun, visitbangkabelitung.com – Visit Bangka Belitung, Come & Explore. Diakses tanggal 5 Juni 2016, Jam 04.57 WIB.
3.  Rika Theo dan Fennie Lie, Kisah Kultur dan Tradisi Tionghoa Bangka, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2014. 

4. Peh Cun Dimeriahkan Tradisi Makan Bakcang. 12 Juni 2013, Jam 2012. bangka.tribunnews.com. Diakses tanggal 30 Mei 2016, Jam 11.02 WIB.
5. Hari raya Twan Yang / NG NGIAT CIAT/ PEH CUN di Bangka.  6 Juni 2011, jam 11.24. facebook.com. Diakses tanggal 6 Juni 2016, Jam 20.58 WIB.
6. Bhabinkamtibmas Bukit Ketok Jaga Perayaan Peh Chun Di Pantai Penyusuk. 5 Juni 2014, Jam 11.37. babel.polri.go.id. Diakses tanggal 6 Juni 2016, Jam 21.56 WIB.
7. Surya Waktu, timeanddate.fasterreader.eu. Diakses tanggal 7 Juni 2016, jam 05.40 WIB.
8. Tdjamaluddin, 12 Juni 2013. Apakah Menegakkan Telur Hanya Pada Saat Peh Cun?. Dokumentasi T. Djamaluddin – Berbagi Ilmu untuk Pencerahan dan Inspirasi; tdjamaluddin.wordpress.com. Diakses tanggal 6 Juni 2016, Jam 21.18 WIB.
9. Kapolda Hadiri Perayaan Peh Cun, 6 Juni 2016, 21.27 WIB. radarbangka.co.id. Diakses tanggal 6 Juni 2016, Jam 21.48 WIB.
10. Rayakan Peh Chun Warga Seberangi Pulau Simbang, 6 Juni 2011, Jam 11.02 WIB. m.tribunnews.com. Diakses tanggal 8 Juni 2016, Jam 09.30 WIB.
11. Misteri Aneh di Hari Peh Cun Yang Terungkap, zonabangkabelitung.blogspot.co.id. Diakses tanggal 6 Juni 2016, Jam 21.45 WIB.